Toples Berkaca
Aku melihatnya
Terpenjara dalam toples berkaca
Mencoba melindungi dirinya dari apapun di luar sana
Bertanya aku dalam hati
Apa yang tengah dipikirkannya?
Apakah ia memikirkan hal-hal indah?
Kuketuk dindingnya berkali kali
Tak sekalipun ia tahu aku sedang membuatnya berhenti menunduk
Tak bisakah ia lihat apa yang kulihat?
Padang rumput yang luas
Dengan semilir angin yang menyejukkan pikiran?
Dapatkah ia keluar dari tempat persembunyiannya?
Hingga aku mampu mengajaknya berlari
Merasakan tanah yang kasar karena kita bertelanjang kaki
Merasakan hujan yang turun hingga kita bisa menari tanpa malu dan biarkan diri kita dicela
Apakah kau cukup berani melawan arus mayoritas?
Apakah kau cukup tahu rasanya menjadi berbeda dari yang lain?
Ataukah mungkin kau sudah tahu karena itu kau mencoba menutup segala celah?
Membiarkan aku di luar bertanya-tanya?
Mungkinkah ada kesempatan untukku menarikmu keluar?Mengajakmu bermain ayunan?Mungkinkah?
Tapi, kau terus menunduk dan sunyi dalam dunia toples berkacamu dan aku berjalan di sisimu seolah hanya bayangan yang tak bermakna
Seperti jiwa yang penasaran dan takkan pernah mendapat jawaban.
Kenapa?
- Amalia FR (7 April 2018)
Comments
Post a Comment