Bab 2 - Karupta

Karupta.

Ia merupakan seorang gadis belia yang baru mengenal cinta dari Eros. Cinta sesaat yang kemudian membuatnya memutuskan untuk berdoa pada Silas agar mendatangkan Aslan.

Dulunya Karupta adalah seorang yang periang.

Ia suka tertawa bersama dengan hempasan angin yang menerbangkan helaian panjang rambut merahnya.

Pipinya akan selalu merona merah tiap mata hijaunya bertemu dengan Rayana.

Lelaki yang selama ini terus membayangi hari-harinya.Membuat dunia tiba-tiba menjadi begitu mudah untuk dipahami dan dipuja.

Karupta menatap dirinya kini.

Ia tersenyum sambil menatap kubangan air dibawah sepatu kayunya yang mengkilat.

Ia tak pernah tahu bahwa doanya pada Aphrodite akhirnya membuatnya merasakan penderitaan yang tak kunjung sembuh.

Ia menyesal dan mengharap pembatalan atas harapannya. Namun penyesalannya tak lagi mampu membuat segalanya berubah. Aphrodite tak lagi mendengar.

Kini Karupta menunggu dengan pasrah di hadapan sebuah pohon tua yang begitu besar. Pohon yang berdiri kokoh tanpa dedaunan di rantingnya yang panjang dan gelap.

Silas , nama pohon itu. Ia merupakan pohon yang dikutuk oleh Aphrodite. Pohon yang dulunya adalah sekumpulan Eros yang membangkang dan tak tahu diri.

Tak ada manusia yang ingin berdekatan dengan pohon itu. Tak ada, selain para manusia yang kehilangan harapan dan memutuskan untuk menemui kematian.

Ya, kematian akan dirinya atau yang terkasih.

Karupta memiliki dua pilihan yang sama dalam waktunya yang sedikit. Ini karena jantungnya sudah rusak seiring ditariknya panah Eros oleh Aslan sang penjaga Silas.

Kini, ia hanya bisa menunggu.

Rayana tak akan datang padanya.

Ia tahu itu.

Jadi ia menurunkan tudung kepalanya. Berdoa pada Silas dalam nyanyian yang menyakitkan untuk didengar. Nyanyian dari hati yang terluka dalam. Nyanyian yang memanggil Aslan untuk melakukan tugas terakhirnya.

***

- Aslan Sang Pemberontak

Amalia FR

Comments

Popular Posts