Bab 4 - Pemberontakan Aslan

Pemberontakan terhadap Aphrodite sudah banyak dilakukan oleh para Eros. Namun sayangnya pemberontakan tersebut tidak pernah sampai ke Olimpia dimana Zeus dan para dewa-dewi lain berada.

Aphrodite dengan cerdiknya menguasai satu wilayah di Bumi bernama Naehea. Disinilah Aphrodite mengumpulkan para Eros dan memastikan Eros melakukan apa yang diinginkannya.

Sebagian Eros menjadi sangat lelah menghadapi aturan yamg dibuat Aphrodite. Terutama ketika mereka dipaksa memanah cinta tak berbalas yang dirancang oleh Aphrodite.

Mereka yang kemudian disebut Aslan ini percaya bahwa cinta akan tumbuh dengan sendirinya di hati para manusia. Namun Aphrodite percaya manusia terlalu bodoh untuk menyadari hal itu. Karenanya manusia harus diberi sentakan yang signifikan yang membuat mereka terdiam sejenak dan merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Aslan menyerukan kelelahan mereka melihat para manusia yang merana karena tidak mendapatkan balasan cinta yang seharusnya. Ini dikarenakan satu manusia dapat dihujani panah oleh lebih dari satu Eros dan karenanya satu manusia akan menjadi jatuh cinta pada banyak orang dan mereka tidak tahu yang mana yang harus mereka cintai. Jadi mereka mengambil semuanya di saat bersamaan dan kelelahan sehingga akhirnya memutuskan untuk mati saja karena merasa tidak ada yang mencintainya.

Aphrodite mengetahui pembangkangan para Aslan tersebut dan karenanya memberikan kutukan dimana satu tangan mereka hanya berfungsi mencabut cinta dari hati manusia dan membiarkan sang manusia mati di tangan mereka. Dengan begitu manusia memiliki pilihan yang lebih sedikit dan tidak lagi kebingungan untuk mencintai dan akhirnya dapat dicintai kembali.

Semakin banyak manusia yang mati di tangannya, maka Aslan pun akan mati karena rasa tersiksa di dalam dirinya. Tidak ada Aslan yang bertahan lebih dari satu abad lamanya akibat siksaan terburuk itu. Kecuali mereka kembali tunduk pada Aphrodite maka segalanya akan menjadi baik kembali. Pada akhirnya tidak sedikit dari para Aslan yang memohon ampun pada Aphrodite dan menjadi pengikutnya kembali. Hanya Cecane dan Ikeegard yang memutuskan untuk bertahan.

Aphrodite kemudian memerintahkan tiap Eros untuk menyerang manusia agar Ikegaard dan Cecane terus menyerap kepahitan yang dirasakan manusia dengan cinta tak berbalas.

Aphrodite tidak terlalu tertarik untuk melakukan pembunuhan langsung . Dia lebih suka memastikan siapapun yang melawannya hancur di dalam cengkramannya selama mungkin. Memastikan bahwa siapapun yang melawan, sekeras kepala apapun mereka, ia akan dengan senang hati melayaninya.

Kini Cecane telah mulai kehilangan kesadarannya dan cepat atau lambat akan berakhir bersama dengan dua manusia lagi yang meminta bantuannya.

Ikegaard tidak punya pilihan, dia hanya menunggu masa akhirnya. Tapi dia tidak mau hanya menunggu dengan pasrah, jadi dia akan menunjukkan kepada Aphrodite bahwa di saat terakhir pun dia tidak akan merengek untuk meminta ampunan. Dia sangat yakin Aphrodite salah dan karenanya dia akan terus melakukan oposisi.

Tapi apa yang bisa dilakukannya sendiri tanpa Cecane? Dia perlu satu orang lagi agar pemberontakannya dapat berhasil. Apakah Sans, sahabatnya yang masih menjadi Eros, dapat dipercaya? Namun pembicaraan terakhir dengannya justru membuat Ikegaard yakin bahwa dia harus mengandalkan dirinya sendiri.

****

Amalia FR

Aslan Sang Pemberontak

Comments

Popular Posts