Selamat Pagi, dr Biel - Bab 2 - Vonis Geraldine

"Selamat Pagi, dr.Biel!"

Dale Broom menyapa dengan semangat dari balik meja resepsionis. Dia seorang pemuda ceria yang murah senyum. Gigi gingsulnya menyembul dari bibirnya yang penuh.

Lee membalas sapaannya dengan tersenyum.

Lee Moran Biel, begitu nama lengkapnya, merupakan seorang perempuan berusia 32 tahun yang bekerja sebagai psikiater di Rumah Sakit St.James. Ini adalah tahun ketiganya bekerja di tempat itu dan seperti biasanya, dia akan menemui Direktur Rumah Sakit, Gema Geraldine, untuk memberikan laporan harian.

Lee membenarkan kacamatanya yang agak sedikit turun di batang hidungnya. Yakin penampilannya sudah dalam batas kesopanan rumah sakit, ia pun mengetuk pintu ruangan Geraldine. Terdengar suara berdeham dari dalam dan Lee tahu itu berarti dia dapat masuk.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Lee?" Geraldine menatap dari balik berkasnya yang tebal. Suara aksen selatannya terdengar lebih serius. Ia seorang perempuan paruh baya dengan warna rambut perak bergaya bob pendek.

"Semuanya aman terkendali," Lee merespon dengan hormat. "Apakah kau sudah membaca laporan yang kubuat semalam?"

Geraldine tersenyum puas sambil meletakkan berkasnya di meja. "Aku tahu bahwa kau selalu dapat diandalkan. Luar biasa."

Lee merasa sangat lega mendengarnya. Dia tidak suka mengecewakan atasan yang sangat dihormatinya itu.

Geraldine mencondongkan badannya ke depan. Membuat Lee dapat melihat guratan keriput di wajahnya yang semakin tirus. Meskipun begitu Geraldine tampak pucat dan lemah. "Aku terkena kanker payudara."

Lee menatap dengan sedih. "Jadi hasilnya sudah keluar?"

Geraldine menganguk dan dia tampak tidak senang. "Waktu kita tidak banyak dan list yang harus kita selesaikan masih panjang. Kita harus menyelesaikannya sebelum kanker itu menghancurkanku."

"Stadium berapa?"

"Tiga," Geraldine menjawab sambil mengeluarkan berkas lainnya dari laci meja. Ia menyerahkannya pada Lee. "Bacalah dan lakukan apa yang harus kau lakukan."

Lee menerimanya dan langsung membuka berkas itu. Muncul sebuah foto. " Kelly Anderson?"

"Luar biasa, bukan?" Geraldine tersenyum sumringah. "Aku cukup terkejut, percayalah."

Lee percaya karena dia berharap itu adalah sesuatu hal yang mustahil terjadi. Namun kenyataan yang ada mengatakan sebaliknya. Jadi dia harus fokus.

"Kau akan pergi besok dan temuilah dia setelah kau membereskan Ryan Smith."
Geraldine mengingatkan tugas pertama Lee untuk esok hari. Malam ini dia akan berangkat ke Chicago dan akan sarapan bersama dengan laki-laki itu pada pagi harinya.

Ryan Smith adalah seorang eksekutif muda yang tengah naik daun karena menjadi salah satu bintang reality show. Dia dengan cepat menjadi idola dan pusat perhatian publik. Ada alasan khusus mengapa Lee harus menermuinya. "Aku ingin laporan mereka berdua pada pukul enam pagi, lusa."

Lee menganguk. Dia membaca baik-baik berkasnya. Beberapa rencana sudah mulai muncul di dalam kepalanya. Sepertinya itu semua bukanlah sesuatu yang sulit untuk diwujudkan.

Lee sedang menutup berkasnya ketika Jean masuk sambil tersenyum cerah.

"Kabar gembira, "katanya dengan percaya diri. "Aku berhasil menjebaknya."

***

Selamat Pagi, dr. Biel

Bab 2

Amalia Fr

Comments

Popular Posts