Bab 19 - Kejutan Tak Terduga
"Kau tidak pernah bilang bahwa Mr. Robertson adalah.." Gayle berusaha menahan tangan Lee ketika mereka berhasil keluar dari ruang kerja Geraldine. "Kau yakin bahwa Larry bukanlah..?" tanyanya kebingungan untuk mencari kata yang tepat.
Lee angkat bahu. "Seandainya aku tahu."
"Apakah dia tahu?"
"Michael dan Jennifer sudah berpisah pada saat Larry berusia tiga tahun. Jennifer memutuskan untuk pergi ke Inggris. Jadi sepertinya Larry tidak banyak tahu soal itu."
"Bagaimana jika Jennifer adalah..?"
"Gayle, mungkin kau bisa menyelidikinya jika kau mau. "
"Aku sedang melakukannya. Kau tunangannya."
Lee menunjukkan jari manisnya yang sudah tidak lagi memakai cincin. "Hubungan kami sudah berakhir semalam."
"Itu sebabnya kau kelihatan sembab? Aku pikir kau tidak tidur semalaman karena menemaninya di rumah sakit."
Lee menghela napas. "Dia tahu apa yang kulakukan."
"Sudah kuduga," gumam Gayle, pelan. "Apa yang akan kau lakukan padanya?"
"Aku akan membahas hal ini dengan Geraldine dan kita lihat apa instrukSial. ang akan diberikannya."
"Bagaimana kalau ia memintamu membunuhnya?"
Lee benci pertanyaan itu karena dia belum punya jawabannya.Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan Lee menyadari ada sebuah pesan singkat untuknya.
Ucapkan selamat tinggal pada Larry
Lee tidak mengetahui nomor yang mengirimkan pesan itu. Tapi ia tahu bahwa Larry sedang dalam bahaya.
Sial
"Apa yang terjadi?" Gayle semakin penasaran. "Apakah itu Larry?"
"Dia dalam bahaya. Aku rasa dia dalam bahaya," gumam Lee. Dia mulai mencoba menghubungi rumah sakit. Dia harus memastikan bahwa firasatnya salah.
Dia sangat berharap begitu.
"Berapa kali harus kubilang bahwa ini adalah waktu yang dilarang untuk mengunjungi pasien. Mereka semua sedang beristirahat sekarang."
Perawat yang terus beradu mulut dengan Lee sejak tiba di rumah sakit berusaha menceramahinya sepanjang jalan. Dia sampai memanggil petugas keamanan untuk menemaninya. Akhirnya setelah Lee mengatakan akan melakukan penuntutan hukum apabila sesuatu yang buruk terjadi pada Larry, ia pun mengalah.
"Cepat buka pintunya," ujar Lee, gusar.
"Pelankan suaramu, Ms. Biel. Ada banyak pasien yang sedang beristirahat saat ini," tegur perawat itu sambil membuka pintu.
Lee mencoba menenangkan dirinya untuk tidak membunuh perawat bernama Kathy Strent itu di tempat.
"Maafkan kami karena terpaksa mengganggumu, Mr. Robertson tapi, Ms. Biel bersikeras untuk .." Kathy terdiam dan setelah itu ia menjerit keras.
Lee mendorongnya menjauh dari pintu dan segera menyeruak masuk ke dalam kamar tempat Larry dirawat.
Lee berdiri mematung.
Larry tergantung dan mulutnya sudah mengeluarkan busa putih.
"Menjauhlah, Miss!" Seorang petugas yang bersama dengan mereka menarik dan membawa Lee keluar.
Lee memberontak. "Biarkan aku menyelamatkannya!"
"Tolong tenanglah, aku perlu memanggil bala bantuan."
Lee menyeruak masuk ke dalam dan memegang tangan Larry. Tangannya masih hangat namun ia tidak bisa menemukan detak nadinya.
"Miss! kau tidak bisa melakukan itu. Polisi akan segera datang!"
"Dia masih bisa diselamatkan!"
Lee naik ke atas tempat tidur dan berusaha membebaskan Larry dari jeratan tali.
Beberapa orang masuk dan segera menarik Lee.
"Tolong lepaskan dia!" Gayle muncul dan berusaha menarik Lee bersamanya.
"Dia sudah meninggal," salah seorang perawat laki-laki masuk dan melakukan pengecekan pada Larry."Pihak kepolisian akan datang sebentar lagi, kita harus menjauhi tempat kejadian perkara."
Lee menatap Kathy yang pucat pasi. "Kau tahu aku akan menuntutmu secepatnya."
"Maafkan aku," perawat itu menangis ketakutan.
Lee maju selangkah menghadapinya. "Kau harus menebusnya dengan memberikan salinan rekaman CCTV secepatnya. Atau aku bersumpah akan membuatmu menyesal seumur hidupmu."
"Aku tidak punya akses untuk itu. Aku..."
Rasanya Lee ingin mencekiknya hidup-hidup. Sayangnya Gayle menahannya.
"Aku sudah mendapatkan salinannya. Saatnya kita pergi dari sini," bisik Gayle.
- Bab 19, Selamat Pagi, dr. Biel, AFR
Comments
Post a Comment