Bab 12 - Hubungan Geraldine
Lee menatap Jean.
Mereka berdua sudah berada di kamar tempat Geraldine dirawat.
Tidak ada siapa-siapa di kamar.
Tak lama terdengar bunyi flush dari kamar mandi yang berada di sudut ruangan.
Tak lama pintu terbuka dan muncul Geraldine dengan menarik tiang infusnya. Dia tampak sangat lelah dengan kantung matanya yang menghitam.
"Apa kau baik-baik saja?"
Jean berusaha membantu Geraldine berjalan.
"Menurutmu?" Geraldine menatap tajam sambil membiarkan dirinya diiringi oleh Jean.
"Menurutku kau dalam kondisi terburukmu, kau tahu? Rambutmu sangat tidak menarik untuk dilihat."
Geraldine mendengus, "Ingatkan aku untuk ke salon besok."
Lee bergerak ke sisi kanan tempat tidur sambil menarik kursi, namun Jean yang lugu justru mengira Lee mengambilkannya untuknya.
"Apa?", mata kucing Jean mengarah pada Lee saat ia berhasil duduk di kursi.
"Lupakan saja," Lee menarik kursi lainnya.
"Sepertinya kankerku akan membunuhku sebentar lagi," Geraldine membuka pembicaraan. "Waktuku tidak banyak dan mungkin aku tidak akan bertahan sampai tahun ini."
Lee tersentak. "Mungkin kita bisa cari dokter lainnya."
"Ini sudah yang ketiga," Geraldine tampak sedih.
"Mungkin kita harus mencari lebih banyak lagi," Lee menjadi tidak mau kalah.
Geraldine melepas kacamatanya dan memijat keningnya.
Jean segera memeluk Geraldine dan ia terlihat ingin menangis.
Lee teringat kembali masa dimana ia bertemu pertama kalinya dengan Geraldine.
Kala itu Geraldine berhasil memenjarakan ayah angkat Lee, Gerard Maxwell. Kejahatan Maxwell adalah melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak yang diadopsinya. Dia adalah seorang guru di sekolah dasar yang sengaja mengadopsi anak-anak untuk disiksa.
Lee berusia tujuh tahun dan bersama kedua adiknya mengalami kekerasan fisik dan seksual. Seorang tetangga dekat yang akhirnya cukup punya nyali, memutuskan untuk melaporkan Maxwell kepada polisi. Geraldine merupakan psikiater yang ditunjuk oleh pihak kepolisian untuk memeriksa Lee dan kedua adiknya. Kesaksiannya memberatkan Maxwell dan membuatnya mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.
Hal ini dikarenakan kedua adik Lee tidak berhasil diselamatkan. Ketiganya mengalami luka parah di bagian kepala setelah mendapatkan pukulan dari benda tumpul oleh Maxwell ketika mabuk. Geraldine kemudian memutuskan untuk mengadopsi Lee sebagai anaknya.
Pada saat Lee berusia 21 tahun, Geraldine akhirnya menjelaskan kepada Lee mengenai apa yang dilakukannya selama ini. Bahwa Geraldine berusaha memusnahkan semua pelaku kekerasan seksual yang menyerang pasiennya.
Geraldine yakin bahwa akan lebih baik menghabisi nyawa sebagian orang busuk ketimbang harus memberikan ampun dan membiarkan mereka menghancurkan orang baik lagi.
Lee kemudian memutuskan untuk membantu Geraldine. Ia pun mendapatkan pelatihan dari Geraldine seperti latihan menembak dan bela diri.
Lee mulai melakukan pembunuhan pertamanya pada saat ia berusia 25 tahun. Dua hari setelah ulang tahunnya. Saat itu ia mencekik Fin Velasco hingga tewas.
Velasco adalah seorang tukang ledeng yang melakukan penerobosan ke berbagai rumah orang tua korbannya yang telah mempekerjakannya. Dia mengejar anak-anak yang tinggal di rumah tersebut.
Saat pertama kali melakukan pembunuhan, Lee nyaris gila. Ia merasa sangat aneh ketika Fin tak lagi bernyawa di tangannya. Butuh satu bulan untuknya beradaptasi sebelum akhirnya ia melakukan pembunuhan berikutnya.
Lee menghela napas panjang atas lamunan ada sesaatnya. Ia menatap Geraldine kembali. Apa yang dapat dilakukannya tanpa Ibu angkatnya itu?
- Selamat Pagi, dr. Biel, Bab 12, AFR
Comments
Post a Comment