Bab 14 - Kesepakatan Kecil

Ponsel sekali pakai Lee berbunyi.

Terdapat pesan singkat dari Bill Heffner.

Lee sudah memulai interaksi dengan laki-laki itu sejak dua hari yang lalu.

Ia dengan sengaja datang ke tempat dimana Bill suka bersantai, Lucky Strike.

Bill sepertinya sangat mengenal seluruh pengunjung yang datang ke tempat itu. Ketika Lee datang pertama kali, Bill langsung menghampirinya dan membelikannya minuman. Ia terus mengajak Lee minum bersamanya hingga larut malam. Selama bersama dengan Bill, Lee menyadari keberadaan dua orang pengawal pribadi yang terus memantau mereka berdua dari jarak cukup dekat.

Datanglah malam ini,  aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.

Lee memperhatikan pesan singkat dari Bill tersebut. Ia pun segera meresponnya dengan jawaban yang tentunya diharapkan oleh Bill.

Sampai bertemu kalau begitu. Aku merindukanmu.

Tiba-tiba ponsel Lee berbunyi dan Bill yang menghubunginya.  Lee akan segera menjawabnya jika ia tidak lebih dulu melihat siluet hitam bergerak di kursi belakang Audinya yang terparkir di sudut.

Ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya.

Lee mengabaikan panggilan Bill dan segera menuju ke arah mobilnya.

"Hai,"

Tampak Gayle duduk tak berdaya di kursi belakang mobil. Dia begitu kurus, wajahnya lesu dan perutnya dipenuhi bercak darah.

"Ya, aku tidak keren saat ini, aku tahu."

Lee menatap tak percaya. "Apa yang terjadi denganmu?"

"Bisakah kita bicara sambil pergi ke rumah sakit?"

Lee segera masuk ke dalam Audinya dan memikirkan rumah sakit terdekat dan skenario yang akan digunakannya untuk mengelabui pihak rumah sakit.

"Aku menemui seseorang di Tinder, seorang gadis Asia. Kami bertemu di restoran dekat apartemen dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi," Gayle menjelaskan dengan suara terengah.

"Seseorang ada di apartemenmu. Dia laki-laki tua."

Gayle terdengar bingung. "Siapa?"

Lee mengumpat. "Aku rasa ada banyak hal yang harus diluruskan."

"Ya, kita bisa mulai dengan kau harus membiarkan aku membantumu dan yang lainnya, " tembak Gayle, cepat.

"Aku sudah bilang, aku tidak akan.."

"Lee, diamlah," potong Gayle. "Aku diculik dan aku berhasil lolos. Kau pikir aku sangat bodoh sampai tidak tahu harus bagaimana?"

"Kau diculik setelah bertemu dengan seorang gadis di Tinder. Apakah itu tidak terlihat bodoh?" Lee tancap gas begitu lampu lalu lintas berwarna hijau.

"Poin yang bagus, tapi bisakah kau lihat bahwa aku berhasil bertahan hidup? Bukan awal yang menentukan semuanya tapi hasil akhir!"

"Omong kosong!"

"Kau brengsek, apa kau tahu itu?" kata Gayle tak mau kalah. "Kau berusaha menyelamatkan dunia dan kau tidak ingin orang lain berbuat hal yang sama!"

"Karena ini adalah cara terkotor yang sangat tidak menarik untuk diikuti!"

"Aku pikir itu cara terbaik untuk menghadapi permasalahan yang ada."

"Apakah kau gila?"

"Kau menanyakan sesuatu yang absurd. Berhentilah menolak kenyataan bahwa aku akan sangat berguna untuk membantu kau dan yang lain. Aku bisa jadi mata ketigamu dan penyeranganmu akan menjadi semakin terstruktur. Aku bisa memastikanmu tidak dilukai oleh lawanmu seminimal mungkin."

Lee membanting stirnya masuk ke dalam gerbang rumah sakit.

"Kau gila, Gayle."

Gayle bergerak dan tangannya menyentuh pundak Lee. "Kita akan menggila bersama."

"Kau akan mati, apa kau tahu itu?"

"Aku tahu kau akan menyelamatkanku."

Lee menghentikan Audinya di depan pintu gawat darurat.

Dia menatap Gayle. "Aku akan membicarakan ini dengan Geraldine dan Jean."

Gayle tersenyum. "Bisakah kau bergerak cepat? Aku sudah sangat kesakitan sekarang."

- Selamat Pagi, dr.Biel, Bab 14, AFR

Comments

Popular Posts