Bab 2 - Jacklyn O'hara
Sandra Meredith Brooks adalah seorang perempuan berusia 27 tahun. Dia seharusnya sudah matang untuk membuat keputusan sendiri dalam hidupnya. Sayangnya, tidak seperti perempuan dewasa lainnya, dia terlalu kekanak-kanakan untuk menghadapi kenyataan hidupnya.
Sandy , begitu nama akrabnya, menyalahkan kedua orang tuanya yang selalu mengatur kehidupannya. Ia merasa seperti boneka dimana kedua orang tuanyalah yang sebenarnya menjalani kehidupannya. Setiap kali ia membuka suara, maka kedua orang tuanya akan mengecam. Tak ada harapan bahwa aspirasinya akan dihargai dengan manusiawi. Sialnya, Sandy tidak memiliki saudara kandung lainnya dikarenakan kedua orang tuanya saling membenci dan mereka hanya bersama karena ikatan pernikahan yang palsu. Keduanya tidak sudi untuk bereproduksi.
Alexander dan Karen Brooks begitu namanya merupakan pasangan suami istri yang serasi di luar namun saling membunuh di dalam. Mereka hanya bersama karena status sosial dan ingin menjadikan keluarga besar mereka yang terpandang menjadi sangat berkuasa di media massa.
Mereka merupakan sepasang monster yang berhasil membuat iklim politik di Paman Sam berubah sesuai keinginan mereka. Dengan uang , mereka dapat terus melancarkan isu yang menggiring opini publik melalui corong mainstream medianya yang terus bergerak tanpa batas.
Sandy merasa sangat lelah dengan intervensi kedua orang tuanya. Akhirnya setahun yang lalu ia memberontak dan kabur dari rumah. Demi bertahan hidup, Sandy bekerja sebagai asisten pribadi di perusahaan ritel milik Jacklyn O'hara.
Jacklyn merupakan seorang transgender dan sangat berambisi untuk menjual pakaian untuk kaum transgender. Dia cukup vokal untuk membela kaum LGBT dan ini jelas menjadi pemicu terbesar bagi kedua orang tua Sandy yang konservatif. Mereka pun mulai melakukan intimidasi secara finansial. Seluruh akses Sandy dalam menikmati kekayaan Brooks ditutup. Beruntungnya Jacklyn yang paham bagaimana rasanya diintimidasi menolong Sandy. Ia memberikan upah yang sesuai untuk Sandy agar dapat bertahan hidup dengan layak. Namun seiring berjalannya waktu mereka menjadi dekat dan bersahabat. Alhasil Sandy pindah ke apartemen Jacklyn dan tinggal bersama.
"Jadi, kau berhasil tidur dengannya? " Jacklyn menjadi penasaran sambil duduk di sofa. Ia memiliki tinggi badan 190 cm dengan bentuk wajah yang sangat feminim. Dengan operasi plastik beberapa kali, Jacklyn tampak seperti perempuan pada umumnya. Hanya tingginya yang membuatnya semakin menarik. Ia seperti Laura Prepon dengan versi yang lebih manis.
Sandy menggeleng sambil meletakkan majalah Cosmonya. "Aku terlalu tua untuknya. "
"Oh sayang, seandainya dia suka variasi lain, aku akan memastikan dia tidak pulang dari apartemen ini, " Jacklyn tersenyum menggoda. Matanya yang berwarna biru dengan dihiasi bulu mata yang lentik mengedik cantik ke arah Sandy.
"Kau ingin merantainya? " Sandy berusaha untuk tidak tertawa. Dia ingat betul bagaimana kecewanya Jacklyn saat tahu Ronan adalah seorang straight.
"Oh, dia akan jadi peliharaanku. "
"Aku ingin muntah. Apa kau tahu itu? "
Jacklyn tertawa dan menyerahkan sekaleng bir dingin pada Sandy. "Darryl menghubungi tadi. "
Sandy menghela napas dan meletakkan kaleng bir itu di pipi kanannya. Ia menutup kedua matanya sesaat.
Darryl Smith adalah mantan tunangannya. Sandy berpikir mereka ditakdirkan bersama. Dulu ia berpikir bahwa Darryl sepertinya sangat sempurna untuknya sampai dia tahu bahwa laki-laki itu menghamili seorang gadis kuliahan. Mereka sudah berhubungan lama sekali. Jadi Sandy nyaris ingin mencincang Darryl ketika tahu hal itu.
Darryl menangis meminta dimaafkan. Tapi Sandy, dia sudah terlalu lelah untuk menerima Darryl. Lagipula bagaimana mungkin dia bersamanya jika ada seorang perempuan yang lebih membutuhkannya? Jadi, Sandy melepaskannya. Kini Darryl seperti penguntit yang menyebalkan. Ia berusaha agar bisa kembali bersama Sandy.
"Kalau sampai dia masuk ke apartemen ini, aku bersumpah akan menginjaknya, " gumam Jacklyn. Dia mewarnai kukunya dengan warna abu-abu seperti warna rambut panjang sepunggungnya. "Kau ingin mewarnai kukumu? "
Sandy menggeleng dan meletakkan kepalanya di bahu Jacklyn yang tegap. "Kenapa kau tidak menjadi laki-laki dan hidup bahagia denganku? "
Jacklyn tertawa, " Seandainya aku bisa. Tentu aku akan membuatmu sangat bahagia. Wanita paling beruntung. Aku sangat romantis. Kau tahu itu? "
Sandy tertawa, "Sial, apakah kau sebenarnya pangeran dari antah berantahku? "
"Mungkin saja. Sayangnya dia menjadi Xena the Warrior princess. "
Baik Sandy dan Jacklyn tertawa. "Apakah aku akan berakhir sendirian? Menjadi nenek tua dengan banyak kucing? " gumam Sandy akhirnya dia berhenti tertawa.
"Tentu saja tidak. Pertama , disini tidak diperbolehkan memelihara binatang. Dan kalaupun boleh aku akan melarangnya. Aku tidak suka binatang. Kau tahu itu. Kedua, kau selalu punya aku disisimu. Kita akan menjadi tua bersama - sama. "
Sandy menatap Jacklyn. Ya, jauh di dalam hatinya, dia sadar bahwa dia sangat mencintai Jacklyn. Adakah satu cara agar dia bersama dengannya? Sandy tiba-tiba merasa sangat sedih dan sakit. Perasaan ini lebih buruk daripada perasaannya dengan Darryl. Bagaimana caranya membunuh perasaannya pada Jacklyn?
Tiba-tiba ponsel Sandy berbunyi. Satu panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Ayahnya? Ibunya? Darryl? Sandy memutuskan untuk tidak mengangkatnya dan membiarkan Jacklyn mengusap kepalanya. Dia sangat suka keadaannya saat ini. Dia merasa sangat tenang bersama Jacklyn.
- Penyelamat Terburuk, Bab 2, AFR
Comments
Post a Comment